2 Sept 2013
Ahmad Muzakki,
pemuda yang baru berusia dua puluh lima ini, walaupun tidak pernah kuliah, terkenal
ulet, gigih dan pantang menyerah. Buktinya, ia dengan kakaknya, Ibrahim,
berumur tiga puluh, merintis PAUD di dekat rumahnya, Gunung Masmeru, Desa
Barabali, Kecamatan Batukliang.. Memang kedua bersaudara ini adalah keturunan Tuan
Guru, almarhum Tgh. Hasan, yang wafat beberapa tahun yang lalu, dan
meninggalkan tiga lokal dan santren untuk anaknya, namun kedua bersaudara ini
hanya sekolah sampai Aliyah, dan termasuk keluarga berekonomi menengah ke
bawah. PAUD yang mulai beroperasi pada tanggal 24 juni 2013 ini diharapkan
mampu membangun sumber daya manusia, khususnya di Dusun Gunung Masmiru. “kami
membangun PAUD ini, semata -mata hanya ingin mengabdi untuk masyarakat, walaupu
masyarakat tidak mendukung kami. Kami tidak akan menyerah, kami tidak mengharapkan
upah dari pemerintah, kami hanya ingin berbuat yang terbaik untuk Negara, dan
kami ingin melanjutkan misi almarhum bapak kami” terang pemuda yang akrab
dipanggil jaki tersebut. Selain PAUD AL-IKHLASH, ia juga membimbing anak-anak
belajar ngaji Qur’an dan Kitab, di malam hari. “PAUD ini telah mendapatkan
bantuan 50 juta dari dikpora, dengan bantuan bapak kepala desa, dan insya Alloh
kedepan kami akan membuat SD di sini” lanjut Jaki, yang merupakan kepsek PAUD
itu. Rencananya, 6 lokal yang sudah ada akan ditambah lagi, agar tempat orang
diniyah lebih banyak. Dikatakan tidak ada dukungan masyarakat, karena setiap
kali kerja untuk perbaikan fisik madrasah ataupun santren, tidak ada satupun
masyarakat yang ikut membantu, bahkan ia sering dikatakan SO’ oleh masyarakat sekitar. Madrasah itu
adalah peninggalan orang tuanya, yang wafat pada tahun 2006. “ almarhum wafat,
madrasah ini pun ikut wafat, tapi sekarang alhamdulillah kita bisa hidupkan
kembali” beber ibrohim, kakak jaki yang sekaligus menjadi ketua yayasannya,
Yasasan Alhasaniyah. Jaki dan kakaknya ibrohim membangun PAUD ini hanya denga
modal nekat. ( syahril)