8 May 2013
Tatapan
mata bercampur senyum manis, meluncur
dari wajah ayu meluluhkan hati Eril yang sedang membacakan daftar hadir
kelompok belajar bahasa arab sore itu. Terbesit dari sanubari Eril, hendak
memiliki pemilik senyuman itu.
“dari
ma-mana dik...” suara eril gugup. Yuni diam membisu karena malu. Sedikitpun tak
ada respon untuk eril. Suasana belajar sore itu adalah suasana baru bagi Eril.
Walaupun Ustaz Abdulloh telah memulai
pembelajaran, Eril tak kelihatan seperti biasanya. Semangatya seratus kalii
lipat dari biasanya. Sebentar-sebentar ia melihat yuni, kemudian buang muka kalau dilihat.
Setelah
sampai pondok, dengan hati penuh rasa ragu dan bimbang, sembari merenung, polpennya terus menari-nari
di atas kertas ungu berlatar bunga, ia belajar menulis surat untuk yang ke tiga
kalinya.
Special for you
Salam kenal.
Semoga kertas putih yang telah kukotori dengan tinta ini membuat kita saling
mengenal dan membuat kakak bisa dekat dengan adik...
Eril
Surat ini merupakan surat pertama untuk Yuni, namun
surat keluar dari Eril untuk cewek adalah yang ke tiga. Sebelumnya, ia pernah
kirim surat ke dua cewek lain, Faizah dan Makiyah namanya. Ironisnya, dua cewek
itu menolaknya. Padahal tidak ada satu cewekpun yang mengatakan Eril itu jelek.
Mungkin, mungkin ya, mereka tidak yakin kalu Eril itu serius. Ya, seharusnya
dia tunjukkan bahwa dia memang serius. Tapi, entahlah, bagaimana pemalunya Eril
waktu itu. Dan kini ia tidak mau gagal untuk yang ketiga kalinya.
Hari demi hari dilaui Eril penuh harapan. Satu
minggu berlalu terasa satu tahun. Suratnya belum dibalas. Resah, galau, ragu,
bimbang, risau,dan sedih menyatu. Makan-minum tak enak, tidur pun tak
nyenyak.
Sabtu pagi, jadwal kursuspun tiba, Eril berharap kali
ini ia dapat bicara langsung, guna menyampaikan isi hati. Betul kata orang,
cinta itu bagaikan kentut. Ditahan sakit perut, dikeluarkan bikin ribut.
Awalnya yang tau hasrat Eril itu hanya jaki, teman dekatnya. Namun karena
dilihat banyak orang saat ia sedang berbicara dengan Yuni di depan ruang kelas,
akhirnya semua temannya pun tau hal itu.
“Dik..udah dulu ya.... terimakasih atas
waktunya” lanjutnya setelah berbicara
hanya beberapa menit. Ingin rasanya ngobrol berjam-jam, namun situasi dan
kondisi yang tidak mendukung. harapan berbuah harapan. keinginan berujung
impian. Yuni, adalah cewek yang berasal
dari kampung pedalaman. Kampung yang jauh dari keramaian, kebon nanas, desa
pengenjek, kecamatan pringgarata, Lombok Tengah. Cewek cantik berkulit putih
ini terkenal pemalu, sehingga menjadi sebuah tantangan berat untuk medekatinya.
Eril
pantang menyerah. Malam itu, saat Yuni di madrasah. Ia mencoba untuk menulis
surat lagi. Kali ini satu halaman kertas
putih polos terulis full untuknya. Berharap ia sudi membalasnya. Hal yang
sangat aneh sekali. Yuni berlari ke jeding sambil memegang surat dari Eril
dengan tangan kirinya. Perlahan ia buka, surat cinta itu bukannya diterima dengan
senyuman, bahkan tangisan membasahi sebagian beasar kertas tersebut. Entah ada
apa dibalik hal itu. Yang jelas harapan Eril belum terbayang jawabannya.
BERSAMBUNG (syahril)