15 Jun 2012
Sekitar dua bulan lalu, kebanyakan
para petani di wilayah Batukliang khususnya di Desa Pagutan menentukan pilihan
untuk menanam padi kembali karena curah hujan kala itu bisa dikatakan masih tinggi.
Tak seperti musim taman tahun lalu, pada musim tanam ke-dua yang biasanya orang
Sasak menyebutnya Kebalit/Balit banyak yang menanam tembakau maupun tanaman
palawija seperti kedelai dan kacang tanah. Jika tidak menanam padi kembali hanya akan sia-sia. Hingga para petani
berharap akan mendapatkan hasil yang melimpah.
Namun harapan yang telah tertanam
dalam hati para petani tumbang dengan datangnya musim kemarau saat ini, hujan
tak kunjung turun hingga sepintas tanaman padi yang terhampat luas terlihat
menguning, namun itu bukan berarti sudah mau dipanen. Menguning karena
kekurangan air. Disaat padi baru saja mau keluar, tanah sudah kerontang dan
bahkan sudah retak-retak.
Seorang petani yang mengaalami
hal seperti ini adalah Kamarudin, petani asal Lembok dan ini memang benar.
Waktu saya berkeliling di sawah yang dia miliki, saya melihat lahan tempat
menanam padi sudah retak dan padipun
menguning. Hal Ini bukan dialami oleh satu petani saja, namun dialami oleh
Mahri yang lokasi sawahnya tak jauh dari sana. Apalagi yang memiliki sawah yang
berada di tempat yang lebih atas yang tidak terjangkau oleh aliran air melalui parit-parit
kecil.
Dengan keadaan seperti ini, para
petani terpaksa membeli air dengan harga yang relative mahal. Untuk mengairi satu
are para petani harus membeli dengan harga Rp. 4000. Jika memiliki satu Hektar
Are (Ha) maka petani harus mengeluarkan Rp. 400.000, Nominal yang cukup banyak
bagi para petani. Ini untuk satu kali pengairan, jika butuh tiga kali maka, otomatis
biaya makin banyak, belum lagi biaya untuk pupuk dan perawatan. Untuk
menanggulangi biaya, banyak para petani yang ngutang dahulu.
Jika pada tahun sebelumnya para
petani gagal panen gara-gara penyakit menyerang tanaman, sekarang petani
terancam gagal panen gara-gara kekurangan air. (Tamrin)
Related Posts :
- Back to Home »
- Berita Kampung »
- Padi Baru Keluar, Tanah Keburu Kering