Archive for April 2013
LAPORAN KEGIATAN MOTIVATOR KAMPUNG MEDIA AL-HIKMAH
BULAN : APRIL TAHUN 2013
NO
|
HARI/
TANGGAL
|
LOKASI
KEGIATAN
|
MATERI
|
1 April 2013
|
Sekretariat Kampung Media Al-hikmah
|
Diskusi bersama anggota komunitas kampung media al-hikmah terkait kegiatan kampung media terutama
dalam hal penulisan
|
|
6 April 2013
|
Kantor Desa Pagutan
|
Diskusi bersama anggota pengurus PNPM dalam rangka mempersiapkan
kegiatan PNPM tahun 2013
|
|
7 April 2013
|
Rumah karta
|
Diskusi dan ngobrol terkait kegiatan usaha produktif bersama
pemuda-pemuda di desa pagutan
|
|
9 April 2013
|
Sekretariat Kampung Media Al-Hikmah
|
Diskusi dan ngobrol bareng terkait kegiatan-kegiatan kampong media
al-hikmah
|
|
13 April 2013
|
Sekretariat Kampung Media Al-Hikmah
|
Mencari solusi untuk mempererat silaturrahmi anatar pemuda desa
pagutan yang semakin hari semakin memudar bersama anggota kampong media
|
|
15 April 2013
|
Yatofa
|
Melihat kondisi sekolah di yatofa
|
|
20 April 2013
|
MA An-nazhar
|
Berdiskusi dengan kepala madrasah dalam rangka mencari trik untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam melanjutkan study
|
|
21 April 2013
|
Rumah hajri
|
Berdiskusi dan ngobrol terkait kondisi masyarakat saat ini bersama
anggota kampong media
|
Fenomena pendidikan
tahun 2013, UAN SMA di tunda untuk yang ke 3 kali, merupakan potret kinerja
pemerintah yang terkait. Keputusan pertama hari
senin, 15 april 2013 , kemudian ditunda sampai hari rabu tanggal 17,
ditunda lagi sampai hari kamis tanggal 18, yang terakhir ditunda sampai jam
satu siang. Ini tentu bukan hal yang sepele. Perlu dipertanyakan ada apa dibalik itu semua?? Tidakkah mereka
berfikir bagaimana perasaan anak-anak bangsa?
Penanggung jawab tidak pernah
mendengar bagaimana keluhan mereka. “ujian apa ini?”, “ganti aja mentrinya sama
bedur (siswa paling nakal di SMP Attohiriyah Praya yang tidak pernah ingkar
janji-red)” ,”ujian tahun ini katanya semakin ketat namun nyatanya main-main”
, “pemerintah nggak sayang kita, mereka
semena-mena”, “pemerintah plin plan” , beitulah kata-kata yang penulis dengar
ketika wawancara dengan anak-anak kelas XII dan guru di sebuah sekolah SMA di Praya,
SMA Yayasan Attohiriyah Alfadhiliyah (YATOFA). Setidaknya dari fenomena ini
kita bisa mengambil ibrah, bahwa orang-orang yang memegang kendali pendidikan
di Indonesia tidak bekerja sepenuh hati, kalau mereka tidak segera diganti, mau
dibawa kemana pendidikan di negeri tercinta ini. Belum lagi kita melihat dari
sisi yang lain , sepuluh tahun terakhir ini, jarang siswa ujian akhir nasional
dengan hasil murni. Ujian yang tujuannya mengetahui hasil pembelajaran malah
semakin membodohi, memanjakan, dan merusak karakter peserta didik. Siapakah
yang salah? Siapakah yang bertanggung jawab? Apakah tidak ada yang melihat
realita pahit ini?
Bangsa yang
Krisis Teladan
Satu Keteladanan Lebih Bermanfaat Daripada Seribu Kata-kata Motifator
Ada beberapa
statement yang sering kita dengar di masyarakat “pemerintah aja nggak disiplin,
apalagi kita”, “tuan guru aja kerjaannya seperti itu , masa kita dilarang”,
“ustaz aja kayak gitu” ,”bapak aja kelahi, masa kita nggak boleh”, “gurunya aja
nakal, apalagi muridnya”. Ini saya
namakan keluhan sosial. Setidaknya
kita bisa mengambil benang merah bahwa saat ini bangsa kehilangan tokoh yang
patut di teladani. Rasulullah saw beberapa abad yang lalu menegaskan “laisa
minna man lam yarham shogiirana walam yuaqqir kabiirona“ yang artinya;
“bukan golonganku siapa saja yang tidak bisa menyayangi orang yang lebih muda dan menghormati yang lebih
tua”. Kita janga terlalu sempit mengartikan kasih sayang, kasih sayang di sini saya
artikan memberikan rasa nyaman serta teladan. Oleh sebab itu, orang-orang
yang sudah dipercaya masyarakat punya beberapa kewajiban, mulai dari umaro’
sampai dengan ulama’ selain wajib memberikan rasa aman bagi masyarakat juga
wajib memberikan teladan, bagaimana tutur kata dan tingkah laku yang baik
selayaknya para nabi, sahabat yang utama, dan para auliya’ . selain itu, guru
dan orang tua wajib memberikan rasa aman dan tauladan bagi anak-anak mereka,
kakak harus mampu memberikan tauladan bagi adik-adiknya.
Singkatnya,
kalau kita ingin melihat bangsa ini bermoral, ada hak dan kewajiban yang harus
berimbang antara orang yan lebih tua
terhadap yang lebih muda, yang lebih berwibawa dengan yang biasa-biasa, yang
saya singkat, yang di atas dengan yang di bawah. Pertama, yang di atas
wajib memberikan rasa nyaman dan aman serta memberikan tauladan terhadap yang dibawah. Kedua,
yang di bawah wajib selalu menghargai yang di atas. Namun yang kedua akan terlaksana jika yang pertama telah terpenuhi. (Syahril)
Lembaga Sosial Masyarakat yang merupakan salah satu mitra pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, dirasa perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka peningkatan kualitas lembaga sosial tersebut baik dari segi management kelembagaan maupun penguatan kapasitas kelembagaan, berangkat dari hal itulah maka pada hari selasa, 16 april 2013, pemerintah kabupaten lombok tengah bersama kementerian PPDT menyelenggarakan bimbingan teknis fasilitasi penguatan lembaga sosial masyarakat yang diikuti oleh sekitar 50 lembaga dari berbagai unsur di kabupaten lombok tengah.
Turut hadir dalam bintek tersebut bapak Asisten 2 dari pemerintah kabupaten lombok tengah, bapak deputi bidang pembinaan lembaga sosial dan budaya serta beberapa orang nara sumber dari akademisi dan pejabat SKPD pemerintah kabupaten lombok tengah.
Lombok tengah yang merupakan salah satu dari kabupaten tertinggal di indonesia akan terus berbenah agar bisa menjadi alumni dari kementerian PPDT, ungkap asisten 2 pemkab loteng dalam sambutannya.
Selain memberikan materi terkait penguatan kelembagaan, pada bintek kali ini juga dihadirkan bapak marthadinata yang merupakan seorang motivator dan akademisi yang memberikan pencerahan kepada setiap peserta agar bisa menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tentu saja para peserta sangat antusias dalam mengikuti bintek, hal ini terlihat dari perhatian dan umpan balik yang disampaikan oleh peserta melalui pertanyaan-pertanyaan kepada para narasumber yang tiada hentinya. (hajri)
Laki-laki yang akrab disapa Pak UU ini bekerja di konfeksi Yayasan
Attohiriyah Alfadiliyah (YATOFA) Bodak, desa Montong Terep, Kecamatan Praya,
Lombok Tengah, NTB. Ayah dari seorang anak ini menginjakkan kaki di Bodak semenjak
tahun 2005. Ia berasal dari tasikmalaya. Bersama istri dan anak tercinta, ia
hidup di lombok dari hasil jahit dan bordir.
Selain di konveksi, ia juga mengajar
jahit dan bordir di beberapa tempat, bahkan sampai ke LOTIM.
Ia berada di lombok adalah untuk misi usaha, karena ingin mendapatkan hasil
yang lebih banyak. ia berani meninggalkan keluarganya di Tasik. Di jawa, omzet
dari usaha bordirnya mencapai 12 juta perbulan. Usaha yang telah dirintis dalam
jangka yang begitu lama itu ditiggalkan karena ingin hasil yang lebih besar.
Misinya itulah yang mengantarnya ke Bodak. Ketika wartawan berkunjung ke tempat
kerjanya, selain menceritakan kisah hidupnya, ia juga banyak berpesan untuk
para pemuda yang belum berumah tangga, “ semua orang yang sehat akalnya pasti ingin
nikah dan punya anak, dan semua itu butuh persiapan yang banyak, supaya setelah
menikah mereka tidak susah cari nafkah untuk istri dan anaknya, hal ini tidaklah
mudah. Contoh saja, saya sendiri. Harga makan sekeluarga dan belanja anak
sekolah untuk satu hari, biasanya lima puluh ribu, belum harga kebutuhan yang
lain” paparnya.
Menurutnya, banyaknya pencuri di Lombok disebabkan masyarakat
yang kurang skill. “mereka waktu mudanya terlalu banyak menyia-nyiakan waktu,
malas belajar, malas kursus. Kalo hanya sekolah yang diandalkan, saya yakin
mereka tidak akan cukup. Apalagi bercita-cita jadi guru, tanpa ada keahlian
yang lain, kita kesulitan cari uang” beber Pak UU kepada wartawan. Pengusaha
bordir ini juga memaparkan bagaimana kiat-kiat hidup agar tidak sulit cari
uang. “ jangan pernah canggung apalagi malas dalam bergaul, jangan pernah
melihat kulit, bendera, keturunan ataupun organisasi. Bergaullah dengan semua
orang. Semakin banyak teman kita, peluang untuk usaha itu lebih banyak. Tapi
ingat, kalau silaturrahmi ke temannya, jangan pernah bicarakan hal-hal yang
sia-sia. Usahakan pembicaraannya itu berorientasi ke usaha, usaha apa saja,
yang penting halal.
Contoh paling kecil, saya ketika masih di jawa, sering
main-main ke pasar. Suatu hari ngeliat kayu di jual, saya tanya penjualnya,
berapa ia beli. Setelah itu saya pergi ke rumah teman di perkampungan, cari tau
berapa harga kayu, sambil mempererat tali silaturrahmi. Di pasar satu meter 30
ribu, di teman saya hanya 5 ribu, saya telephon teman saya yang punya mobil
truk. Hari itu saya untung besar, bersih masuk kantung satu juta setengah.
Itupun tanpa modal. teman saya yang
punya kayu, dan yang punya mobil saya bayar setelah kayunya laku terjual”.
Menurutnya dalam teori usaha, Dengan siapapun kita bergaul, harus ada misi
usaha. Ia juga mengatakan bahwa paling tidak kita puya tiga keahlian.(Syahri)
Sekurangnya ada 10 ruang kelas kosong tidak difungsikan di Pondok Pesantren (PONPES) /Sosial Attohiriyah Alfadhiliyah (YATOFA). Bukan hanya hal itu, sebenarnya banyak hal yang memprihatinkan. Terdapat juga 11 ruang Pondok tak berfungsi. Menurut beberapa sumber, semenjak 8 tahun trakhir, Ponpes ini kurang santri. Menurut beberapa pengasuh yang sempat dikonfirmasi, hal ini dipicu oleh beberapa hal, antara lain; menjamurnya pesantren yang dibangun alumni sendiri. “ sehingga santri yang biasanya datang dari lombok timur misalkan, karena mereka alumni yang dari Lotim mendirikan pesantren di sana, sehingga santri dari LOTIM kosong.” beber salah seorang pengasuh yang tidak ingin disebut namanya. Namun ada yang mengatakan hal tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi. “kita dilarang menyebarkan pamplet oleh abah (ketua yayasan, red.) bahkan beliau berkata ‘kami tidak ingin banyak santri, 5 santri cukup asalkan mereka benar-benar mau belajar ilmu Agama, dari pada banyak namun tak berbobot.” Beber pengasuh yang lain. Ponpes yang terletak di samping rumah sakit islam bodak ini memiliki santri 760 orang, dengan rincian 315 putera dan 345 puteri, dimana sebelumnya, pertahun 2004 jumlah santrinya mencapai 1.500 santri lebih.
Selain memiliki rumah sakit, pesantren ini juga menampung 250 anak yatim. Jumlah ruang pondok 16 putera dan 17 puteri. Terkait masalah pendidikan, Ponpes yang didirikan tahun1559 ini, hanya memiliki 3 unit sekolah, yaitu TK, SMP, dan SMA. Sebelumnya ditempat mulia ini terdapat 6 unit sekolah, ditambah MTs, MA, dan SMK otomotif, kemudian dilebur menjadi hanya 3 unit saja. Adapun pendidikan diniyah, dilaksanakan pada malam, subuh, dan sore hari. Pesantren milik bupati Loteng, haji suhaili ini masih memakai metode salafi, kitab-kitab yang dipelajari tergantung jenjangnya, ada awaliyah, mutawassitah dan takhassus. Adapun kitab-kitab yang dipelajari awaliyah antara lain; matan taqrib, matan jurumiyah, amtsilah jadidah, nurul yaqin, khomsatu mutun, akhlak lilbanin dan lilbanat, mahfuzhot, aqo’iduddiniyah, dan lain-lain. Kitab-kitab mutawassitah antara lain; tafsir ayatil ahkam, tafsir jalalain, bulugul marom, ta’limul muta’allim’ madraj, tijan, anwar, yakut, dan lain-lain. kitab-kitab untuk untuk takhassus antara lain; tafsir jalalain, tafsir ayatil ahkam, ibanatil ahkam, tijan, fathul mu’in, dan syarah buhkori dan lain-lain. (syahril)
Maraknya perusakan
baliho calon gubrenur NTB warnai politik tak sehat. Beberapa tempat di Batukliang
baliho rusak, belum lagi di luar Batukliang. Beberapa bulan yang lalu polisi
sempat mendatangi sengkol, terkait
perusakan baliho di depan pondok pesantren (ponpes) Darussalimin NW. Setelah
kejadian tersebut, baliho TGB yang tadinya sudah diperbaiki, sekarang dirusak
kembali sampai baliho tersebut tak tersisa sedikitpun. Bahkan baliho paket
harum di tempat itu hilang juga diculik oknum tak bertanggung jawab. Beberapa
baliho rusak di beberapa tempat, antara lain ; Sengkol, Mantang, Kerembong dan di dekat Embung
Batujai. Ketika warga setempat di wawancara, mereka persis tak tahu menahu
siapa perusaknya. Bentuk politik tak sehat itu beraneka ragam, termasuk juga
sms pengotoran nama baik Cagub, Zulkifli Muhadli. Beberapa minggu lalu, saat
orang nomer satu di NTB, Tuan Guru Bajang berkunjung ke Sengkol, sempat terjadi
komplik. Komplik berawal dari ketidak setujuan warga setempat dengan akan
datangnya TGB ke ponpes Darussalimin NW di Sengkol. Terop yang telah didirikan
dibuka paksa warga yang kontra dengan kegiatan tersebut. Ketidak setujuannya
itu disebabkan karena ponpes tersebut merupakan cabang NW Anjani, mereka tidak
ingin TGB yang berasal dari Pancor masuk diwilayah itu, takut terkesan Ponpes tersebut
mengusung TGB. Pengurus pesantren yang menjadi panitia terpaksa memindahkan
lokasi acara ke masjid terdekat. (syahril)
Akses jalan yang menjadi kebutuhan vital masyarakat menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten lombok tengah saat ini, hal ini terlihat dari pembangunan dan perbaikan jalan-jalan yang ada di kabupaten lombok tengah, mulai dari jalan kabupaten maupun jalan-jalan kecamatan tidak luput dari perbaikan, tidak terkecuali jalan yang menghubungkan kecamatan batukliang dengan kecamatan pringgarata, pada tahun 2013 ini pengerjaan jalan hotmik dari desa pagutan menuju kecamatan batukliang dimulai.
Tentu saja perbaikan jalan pagutan - pringgarata ini membuat masyarakat menjadi senang dan bahagia setelah sekian lama tersiksa oleh akses jalan raya yang rusak parah dan tidak layak untuk dilewati.
Perbaikan jalan sepanjang 12,3 km ini dikerjakan oleh PT. Bahagia Bangunnusa selaku pemenang tender dengan biaya perbaikan sebasar Rp. 14.320.377.000,- dana yang terbilang sangat fantastis ini tentu saja diharapkan dapat memberikan akses jalan yang berkualitas bagi masyarakat.
Saat ini pengerjaan jalan hotmik tersebut sudah hampir rampung, jalan yang akan dihotmik masih tersisa sekitar 3 km dan saat ini sedang di bangun drainase dan talut di pinggir jalan untuk kenyamanan pengguna jalan nantinya. (hajri)
Pemuda Kurang Mendapat Perhatian
Sangat menyedihkan ketika pemuda yang merupakan tiang negara berprilaku amoral. Tetapi inilah yang terjadi di negara kita. Contoh saja, di salah satu tempat di Kota Mataram, taman Udayana. Taman yang merupakan tempat santai akhir pekan keluarga juga sebagai tempat muda mudi melampiaskan nafsu birahi. Setiap malam taman yang sebelah barat jalan tidak ada penerangan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh muda mudi untuk bergaul bebas di bawah pohon, terlebih lagi malam jum’at. Tidak sedikit mahasiswa juga ikut ikutan. Karena pada malam itu para pedagang diliburkan Gubernur, dengan alasan malam ibadah. Info ini di dapatkan Al-Amin dari pedagang kaki lima di tempat itu. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar. Siapakah yang bertanggung jawab?
Sebagai anak yang masih labil, tentu membutuhkan bimbingan. Baik bimbingan Guru Sekolah, Ustaz, maupun Orang Tua. Dalam hal ini peran ketiga orang tersebut sangat dibutuhkan, terlebih lagi orang tua jangan sampai terkesan anak ayam lebih diperhatikan dari anak sendiri. Mana ada anak ayam yang dikasih keluar kandang malam-malam. Pasti di jaga ketat. Sebelum magrib semua anak ayam di masukkan kedalam kandang. Bahkan sampai di absen karena takut ada yang hilang. Giliran anak, mereka beralasan memberikan kebebasan agar bisa berfikir mandiri. Maindset inilah yang membuat pemuda bangsa kita jauh dari nilai Agama. Sehingga tepatlah statemen yang menyatakan zaman ini islam tinggal nama, Qur’an tinggal tulisan, dan Masjid hanya sebagai hiasan. Katanya mataram kota religus, apalagi di kota itu banyak tuan guru dan ustaz. Siapakah yang salah? Siapakah yang bertanggung jawab? Apakah fenomena seperti ini dibiarkan begitu saja seakan-akan tidak ada yang melihatnya. Sekurang-kurangnya, hal seperti ini kita jadikan ibrah, supaya sebagai pemuda perbanyaklah kegiatan positif. Dengan ikut organisasi misalkan. Atau dengan cara-cara yang lain. Bagi yang punya anak. Berikanlah anak perhatian penuh, baik jasmani maupun rohani. Jasmani, seperti kebutuhan anak. fasilitasi mereka dalam belajar. Rohani, seperti bentuk moral anak, tanamkan aqidah yang benar.
Bangsa Korban Tehologi
Tehnologi selain bermanfaat untuk kita, sadar atau tidak begitu banyak mudarat yang kita tidak sadari. Handphon misalkan selain akan merusak telinga juga merusak nilai-nilai silaturrahmi. Dulu undangan pakai surat, atau paling tidak secara lisan dari rumah kerumah, sekarang cukup dengan sms atau telpon. Dulu sebelum tidur para orang tua menina boboin anak-anaknya dengan dongeng-dongeng nasihat, crita-cerita para nabi-rasul dan orang orang sholeh. Sekarang, anak-anak dinina bobo dengan TV, tape, radio dann handphon. Dulu anak-anak lebih banyak bergaul dengan orang tuanya sehingga mereka merasakan kasih sayang yang berwana nilai-nilai moral. Sekarang, anak-anak lebih banyak bergaul dengan PS, FB, dan tontonan-tontonan yang tidak mendidik. Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang terbiasa menonton film seks. Inilah akar permasalahan kenapa anak-anak bangsa jauh dari nilai-nilai moral. Realita yang kita lihat, anak sekolah lulus ujian, bukannya bersyukur atas lulusnya. Mereka malah coret-coretan, mabuk, keluyuran ke pantai. Ini adalah potret buruknya karakter anak anak bangsa. Siapakah yang salah? Siapakah yang harus bertanggung jawab? Selainn guru, yang paling berperan dalam merubah sejarah itu adalah orang tua. Sebagai guru, mereka harus memberikan tauladan bagi siswa-siswinya. Mulai dari hal yang paling kecil. Perlihatkan kepada mereka bagaimana akhlak Rasul, atau paling tidak akhlak para Shahabat. Jangan cuma bisa teori tapi praktiknya nol koma kosong. jangan hanya mengkaji metode belajar agar anak cepat faham dan tidak bosen belajar, tapi pelajari juga akhlak Nabi dan Para shahabat, agar kita bisa mencontohkannya kepada peserta didik . Orang tua, selaku wali murid, jangan menjadikan kesibukan kerja alasan untuk tidak memberikan perhatian penuh terhadap anak tercinta. Baik moril maupu materil. (sahril)