5 Feb 2012

Semenjak sepekan terakhir, kebaradaan Gas LPG tabung 3 Kg semakin langka saja, tidak terkecuali di wilayah desa pagutan dan sekitarnya, Gas LPG bagaikan Hantu gentayangan yang tidak diketahui rimbanya. kelangkaan Gas LPG ini semakin diperparah juga dengan sulitnya warga mendapatkan minyak tanah yang harganya sudah sangat mahal.
Gas LPG merupakan kebutuhan masyarakat desa pagutan semenjak pemerintah mengadakan program konversi minyak tanah ke gas yang dilaksanakan mulai tahun 2007 silam, dan desa pagutan mendapatkan jatah program ini pada akhir tahun 2011 dimana sebagian besar warga pagutan mendapatkan paket kompor gas dan tabung LPG 3 Kg.
Pada awalnya masyarakat sangat enggan menggunakan kompor gas karena banyaknya kasus yang terjadi, mulai dari meledaknya kompor gas yang mengakibatkan luka bakar sampai kematian. namun dikarenakan minyak tanah yang biasa digunakan saat itu harganya melambung tinggi, akhirnya masyarakatpun beralih ke Gas.
Pemakaian LPG menggantikan Minyak Tanah telah terbukti memberikan keuntungan ekonomis. Pemakaian LPG yang memiliki nilai kalori sebesar 11.254,61 Kcal/Kg (Minyak Tanah sebesar 10.478,95 Kcal/Kg) dengan kesetaraan satu liter Minyak Tanah setara 0,57 Kg LPG, pemakaian LPG memberikan penghematan sekitar Rp 16.500 hingga Rp 29.250 bagi setiap KK yang menjadi sasaran program konversi ini. Sedang bagi negara hingga saat ini telah memberikan penghematan sekitar Rp 25 Triliun.
Sebenarnya, selain alasan ekonomis, konversi Minyak Tanah ke LPG juga memberikan keuntungan lain berupa pemakaian energy yang bersih dan ramah lingkungan. Maklum, dibanding Minyak Tanah, pemakaian LPG tak hanya lebih murah karena memiliki nilai kalori lebih tinggi namun juga lebih bersih. Pembakaran LPG tidak menghasilkan asap dan relatif tidak berbau. Sedang pembakaran Minyak Tanah yang mengandung karbon selain menghasilkan asap juga memproduksi gas karsiogenik.
Namun, seberapa besarpun keuntungan yang diberikan oleh program konversi minyak tanah ke gas ini, masyarakat tetap menjadi korban, karena pemerintah tidak bisa menjamin kesediaan Gas kepada masyarakat, masyarakat yang saat ini sudah mulai tergantung kepada Gas menjadi sangat kesulitan karena tidak adanya Gas yang tersedia dipasaran, sedangkan saat ini masyarakat sedang menghadapi Maulid Nabi Muhammad SAW yang merupakan puncak penggunaan Gas didalam rumah tangga mereka.
Belum lagi diperparah dengan tidak tersedianya Minyak Tanah, dan kalaupun ada, harga minyak tanah telah melambung tinggi, sangat tidak sesuai dengan kualitas minyak tanah tersebut yang kualitasnya sangat rendah, terbukti banyak kompor dan lampu templok warga yang rusak akibat penggunaan minyak tanah tersebut.
Karena banyaknya permasalahan yang ada, akhirnya warga pagutan pun mulai kembali menggunakan kayu bakar sebagai bahan alternatif dalam memasak, meskipun semakin hari kayu bakarpun semakin sulit didapat karena hujan terus-terusan menghampiri dan sangat sulit mendapatkan kayu kering.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Statistik

Copyright 2010 TBM Al-hikmah. Powered by Blogger.

Mengenai Saya

My photo
Bersama Membangun Bangsa

Arsip Blog

- Copyright © TBM Al-Hikmah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -