10 Apr 2013

Pemuda Kurang Mendapat Perhatian 

Sangat menyedihkan ketika pemuda yang merupakan tiang negara berprilaku amoral. Tetapi inilah yang terjadi di negara kita. Contoh saja, di salah satu tempat di Kota Mataram, taman Udayana. Taman yang merupakan tempat santai akhir pekan keluarga juga sebagai tempat muda mudi melampiaskan nafsu birahi. Setiap malam taman yang sebelah barat jalan tidak ada penerangan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh muda mudi untuk bergaul bebas di bawah pohon, terlebih lagi malam jum’at. Tidak sedikit mahasiswa juga ikut ikutan. Karena pada malam itu para pedagang diliburkan Gubernur, dengan alasan malam ibadah. Info ini di dapatkan Al-Amin dari pedagang kaki lima di tempat itu. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar. Siapakah yang bertanggung jawab? 

Sebagai anak yang masih labil, tentu membutuhkan bimbingan. Baik bimbingan Guru Sekolah, Ustaz, maupun Orang Tua. Dalam hal ini peran ketiga orang tersebut sangat dibutuhkan, terlebih lagi orang tua jangan sampai terkesan anak ayam lebih diperhatikan dari anak sendiri. Mana ada anak ayam yang dikasih keluar kandang malam-malam. Pasti di jaga ketat. Sebelum magrib semua anak ayam di masukkan kedalam kandang. Bahkan sampai di absen karena takut ada yang hilang. Giliran anak, mereka beralasan memberikan kebebasan agar bisa berfikir mandiri. Maindset inilah yang membuat pemuda bangsa kita jauh dari nilai Agama. Sehingga tepatlah statemen yang menyatakan zaman ini islam tinggal nama, Qur’an tinggal tulisan, dan Masjid hanya sebagai hiasan. Katanya mataram kota religus, apalagi di kota itu banyak tuan guru dan ustaz. Siapakah yang salah? Siapakah yang bertanggung jawab? Apakah fenomena seperti ini dibiarkan begitu saja seakan-akan tidak ada yang melihatnya. Sekurang-kurangnya, hal seperti ini kita jadikan ibrah, supaya sebagai pemuda perbanyaklah kegiatan positif. Dengan ikut organisasi misalkan. Atau dengan cara-cara yang lain. Bagi yang punya anak. Berikanlah anak perhatian penuh, baik jasmani maupun rohani. Jasmani, seperti kebutuhan anak. fasilitasi mereka dalam belajar. Rohani, seperti bentuk moral anak, tanamkan aqidah yang benar. 

Bangsa Korban Tehologi 

Tehnologi selain bermanfaat untuk kita, sadar atau tidak begitu banyak mudarat yang kita tidak sadari. Handphon misalkan selain akan merusak telinga juga merusak nilai-nilai silaturrahmi. Dulu undangan pakai surat, atau paling tidak secara lisan dari rumah kerumah, sekarang cukup dengan sms atau telpon. Dulu sebelum tidur para orang tua menina boboin anak-anaknya dengan dongeng-dongeng nasihat, crita-cerita para nabi-rasul dan orang orang sholeh. Sekarang, anak-anak dinina bobo dengan TV, tape, radio dann handphon. Dulu anak-anak lebih banyak bergaul dengan orang tuanya sehingga mereka merasakan kasih sayang yang berwana nilai-nilai moral. Sekarang, anak-anak lebih banyak bergaul dengan PS, FB, dan tontonan-tontonan yang tidak mendidik. Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang terbiasa menonton film seks. Inilah akar permasalahan kenapa anak-anak bangsa jauh dari nilai-nilai moral. Realita yang kita lihat, anak sekolah lulus ujian, bukannya bersyukur atas lulusnya. Mereka malah coret-coretan, mabuk, keluyuran ke pantai. Ini adalah potret buruknya karakter anak anak bangsa. Siapakah yang salah? Siapakah yang harus bertanggung jawab? Selainn guru, yang paling berperan dalam merubah sejarah itu adalah orang tua. Sebagai guru, mereka harus memberikan tauladan bagi siswa-siswinya. Mulai dari hal yang paling kecil. Perlihatkan kepada mereka bagaimana akhlak Rasul, atau paling tidak akhlak para Shahabat. Jangan cuma bisa teori tapi praktiknya nol koma kosong. jangan hanya mengkaji metode belajar agar anak cepat faham dan tidak bosen belajar, tapi pelajari juga akhlak Nabi dan Para shahabat, agar kita bisa mencontohkannya kepada peserta didik . Orang tua, selaku wali murid, jangan menjadikan kesibukan kerja alasan untuk tidak memberikan perhatian penuh terhadap anak tercinta. Baik moril maupu materil. (sahril)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Statistik

Copyright 2010 TBM Al-hikmah. Powered by Blogger.

Mengenai Saya

My photo
Bersama Membangun Bangsa

- Copyright © TBM Al-Hikmah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -