11 Jun 2012

Hidup memang keras. Sekeras batu yang harus dilebur para kuli pemecah batu di Dusun Medas, Desa Bagu kecamatan Pringgarata Lombok Tengah. Lokasi Dusun itu terletak tidak jauh dari pertemuan tikungan jalan Medas Lombok tengah – Narmada Lombok Barat. Persis di sudut timur tikungan jalan di bawah tanjakan, ada areal seluas sekitar 5 meter persegi, menjadi tempat aktivitas buruh pemecah batu yang dimulai baru-baru ini yaitu sekitar 3 minggu lalu. Ada 8 pekerja dibawah “komando” Jaen (40 th) yang dikenal sebagai saudagar “batu”. 

Bekerja keras menjadi rutinitas sehari-hari diantara tumpukan batu ukuran bongkahan hingga kerikil. Suara ketukan palu (hammer) yang menghajar bongkahan batu saling bersahutan. Semakin lama, suara itu semakin melemah seiring usia para “eksekutornya” yang kian uzur.

Inaq Mok misalnya (55 th), beliau tetap bertahan karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan untuk mencari nafkah. Tangan keriputnya sejak pagi hingga sore hari mengayun palu untuk memperkecil ukuran batu dari bongkah menjadi kerikil. Bisa dibayangkan betapa lelahnya pekerjaan tersebut. “ ndek arak te gawek saq lainan, itung-itung ibadah,” tuturnya lirih mengungkapkan keterpaksanaanya bekerja keras untuk menyambung hidup.

Berat memang pekerjaan mereka. Batu kerikil yang sudah dipecah-pecah diupah Rp 750/ ember (ukuran sedang) dari sang bos. Sedangkan jumlah pengeluaran satu hari saja masih sangat jauh atau belum mencukupi dengan jumlah pemasukan yang didapat. Jumlah yang mereka hasilkan rata-rata 5-6 ember perhari. Bisa dihitung setiap harinya mereka hanya menghasilkan Rp. 3.750 sampai Rp. 4.500/hari. Sungguh tidak sebanding dengan usaha dan kerja keras yang dilakukan. (uyun)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Statistik

Copyright 2010 TBM Al-hikmah. Powered by Blogger.

Mengenai Saya

My photo
Bersama Membangun Bangsa

Arsip Blog

- Copyright © TBM Al-Hikmah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -